5 Gangguan Alam yang Sering Menyebabkan Kecelakaan Pesawat
Pesawat Lion Air mendarat di laut dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Sabtu (13/4) kemarin. Hingga saat ini belum diketahui secara pasti penyebab pesawat yang mengangkut 101 penumpang itu mendarat di laut. Dari berbagai kajian, banyak faktor yang bisa menyebabkan sebuah pesawat jatuh.
Hingga saat ini Segitiga bermuda sangat misterius dan angker. Banyak sudah kapal yang jatuh atau hilang saat melintasi kawasan bermuda.
Salah satu kisah yang terkenal dan bertahan lama mengenai hilangnya pesawat-pesawat dan kapal-kapal yang melintas di segitiga bermuda adalah Penerbangan 19. Penerbangan 19 merupakan kesatuan angkatan udara dari lima pesawat pembom angkatan laut Amerika Serikat.
Penerbangan itu terakhir kali terlihat saat lepas landas di Fort Lauderdale, Florida pada tanggal 5 Desember 1945. Pesawat-pesawat pada Penerbangan 19 dibuat secara sistematis oleh orang-orang yang ahli penerbangan dan kelautan untuk menghadapi situasi buruk, namun tiba-tiba dengan mudah menghilang setelah mengirimkan laporan mengenai gejala pandangan yang aneh, dianggap tidak masuk akal. Dan hingga kini masih belum diketahui.
Juru bicara pemerintah Kongo Lambert Mende mengatakan, pesawat terbang itu jatuh akibat cuaca buruk beberapa meter dari Bandara Kisangani. Mende menjelaskan, sambaran petir menjadi penyebab jatuhnya pesawat tersebut.
Mereka adalah lima awak pesawat dan 16 penumpang yang menaiki pesawat Bombardier CRJ-200 buatan Kanada milik perusahaan swasta SCAT. Pesawat tersebut laporkan dalam perjalanan dari kota utara Kokshetau menuju Almaty dan menemui masalah hanya 1,5 kilometer menjelang pendaratannya.
Bombardier CRJ-200 berusaha mendarat di bandara tapi justru berbelok dan menabrak? karena pandangan pilot ke landasan terhalang oleh kabut tebal, kata SCAT. Saksi mata mengatakan pesawat hancur berkeping berikut jasad korban kecelakaan yang bergeletakan.
Dari hasil penyelidikan, pesawat AdamAir jatuh akibat hempasan angin yang sangat kencang. Dalam percakapan antara pilot dengan menara pengawas bandara sebelum kehilangan kontak terungkap kecepatan angin pada saat itu 70 knot atau setara dengan kecepatan 100 kilometer per jam.
Data tersebut satu jam setelah pesawat AdamAir nomor penerbangan KI 574 bertolak di bandara Juanda Surabaya menuju Manado. Namun demikian penyebab utama hilangnya pesawat tersebut hingga kini belum bisa dipastikan, karena masih menunggu penyelidikan KNKT.
Hingga saat ini tim SAR masih memfokuskan pencaharian pesawat naas itu ke tiga titik koordinat. Berdasarkan pantauan satelit dan sinyal ELBA didapatkan dari Singapura.Namun karena cuaca yang buruk dan gelombang pasang yang tinggi terutama disekitar laut Sulawesi, upaya pencaharian Adam Air belum membuahkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar