Kisah Keruntuhan Kerajaan Surabaya.
Kerajaan Surabaya sempat dikenal sebagai Kerajaan pesisir yang tangguh. Kerajaan Hindu terakhir di tanah Jawa. Namun kejayaan kerajaan ini justru surut setelah rajanya memeluk Islam.
Berawal dari Catatan Masa Lampau
Rekonstruksi babak keruntuhan Surabaya ini saya temukan dari sejumlah catatan lawas karya Dr HJ de Graaf, sejarahwan zaman Hindia Belanda yang banyak mencatat era kerajaan Islam di tanah Jawa.Peran kompeni Belanda menjadi penting pasca kekuatan Mataram di Jawa dan Madura. Tidak ada lagi pemimpin Surabaya yang gagah pasca Pangeran Pekik. kekuasaan Surabaya mulai redup. Namun perannya yang penting sebagai kerajaan perdagangan terus diperebutkan. Pada 1652 Surabaya mulai terpengaruh hegemoni Trunojoyo prajurit utusan Mataram dari Madura.
Dia membangun kekuatan militer tangguh di Madura. Dia kemudian memimpin pemberontakan terhadap Mataram. Mimpinya menyatukan Madura dan kota kota pantai utara Jawa timur termasuk . Ini artinya, saat itulah Kerajaan Surabaya tampak melemah.
Kompeni kemudian muncul di daerah kekuasan Trunojoyo pada 1677 dengan ditandai turunnya pasukan di bawah pimpinan Cornelis Speelman. Tercatat di hampir semua catatan sejarah mengungkapkan perang besar di masa itu. Benteng Trunojoyo di Madura kemudian dapat dikuasai Speelman.
Perjanjian Pengembalian
Akhirnya Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Couper, menadatangani persetujuan pengembalian Kerajaan Surabaya kepada pengaruh Mataram lagi.Pada 1706, Surabaya menjadi ajang pertempuran antara kompeni dibawah pimpinan Govert Knol dan Untung Surapati, seorang prajurit Majapahit dari Pasuruan. Pergolakan di Bang Wetan (Jawa Timur) dengan sumbu kekacauan di Surabaya membuat Mataram, sang penguasa Jawa, kembali gerah. Belanda yang saat itu hanya para kapital dagang diduga terlibat membuat kekacauan bertambah runyam.
Semua sejarah mencatat, Mataram akhirnya melepas kekuasaanya di Bang Wetan pada 11 Nopember 1743. Raja Mataram, Paku Buwono II dan Gubernur Jenderal Van Imhoff di Surakarta menandatangani persetujuan yang menyatakan Mataram menyerahkan haknya di pantai utara Pulau Jawa dan Madura kepada VOC. Tetapi Imhoff baru mengunjungi Surabaya pada 11 April 1746.
Semakin Kehilangan Pengaruh
Sejak saat itulah, Surabaya semakin kehilangan pengaruhnya. VOC menguasai bagian utara Surabaya dan membangun pemerintahan sendiri yang ditutup tembok. semua urusan perdagangan dikendalikan VOC. Pengaruh kerajaan Surabaya surut dan bubar.Kompeni mendirikan struktur pemerintahan baru di pantura dengan kedudukan gubernur di Semarang. Di Surabaya diangkat seorang Gezaghebber in den Oostthoek (Penguasa Bagian Timur Pulau Jawa. Red).
Antara 1794-1798 Penguasa Bagian Timur Pulau Jawa dipimpin Dirk van Hogendorp. Pada 6 September 1799, Hogendorp digantikan Fredrick Jacob Rothenbuhler, sampai 1809. Demikian seterusnya karena semua urusan politik dan perdagangan diambil Belanda, sehingga kerajaan Surabaya benar-benar ompong. Kehilangan kekuasaan lokal yang gagah berani.
Keturunan Kerajaan
Para Keturunan kerajaan itu kemudian diberi 'permen' jabatan. seperti Reden Tumenggung Ariyo Adiningrat, keturunan raja Surabaya menjabat regent van Soerabaia pada 1920. Tidak sedikit yang menjadi bupati di daerah se-Jatim .Abad 18, Kerajaan Surabaya yang keratonnya di kawasan Kramat Gantung akhirnya bubar. Tamatlah kerajaan dagang yang menyimpan kisah heroik itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar