Menguak Sisi Lain Kehidupan Artis Jepang Saat Berkarir Menjadi Bintang Porno
Tak disangka dibalik imej ramah serta santun, Jepang pada kenyataannya punya industri film porno yang besar dan legal. Dalam salah satu survei resmi yang dilakukan oleh sebuah situs, penjualan film porno Jepang di seluruh dunia menyumbang 20 persen pemasukan negeri Matahari Terbit tersebut.

"Ada banyak yang bergabung tiap tahunnya, namun bukan karena alasan yang sama. Beberapa melakukannya demi uang, sementara yang lainnya semata merasa nyaman bisa behubungan badan di depan banyak orang dan melihatnya sebagai pekerjaan yang santai.

Jarang ada kasus mereka dikenali saat sedang menjalani kehidupan sehari-hari. Bahkan hingga kini banyak di antara mantan bintang porno tersebut yang bahagia dalam pernikahan dan menikmati kehidupan normal mereka.
Percaya atau tidak beberapa bintang porno yang masih aktif bahkan dengan santai bisa berbelanja di keramaian bersama anak mereka atau menghadiri pertemuan di sekolah anak mereka tanpa perlu menarik perhatian orang lain, kecuali mereka yang namanya tenar di mana-mana seperti Miyabi.

Banyak di antara mereka yang tak bisa bekerja biasa dengan gaji yang lebih kecil. Bagi mereka itu tak mudah, terlebih ketika mereka telah beberapa tahun sebelumnya hidup dari profesi bintang porno.

Sebab lain yang menguatkan tren di atas adalah bahwa para bintang porno tersebut tidak punya keterampilan yang cukup untuk bekerja di sektor pekerjaan lainnya. Bekerja sebagai hostess dan wanita panggilan, selain mereka kuasai, juga membawa mereka pada lingkungan kerja yang mirip pada saat bekerja sebagai bintang film porno.

Dengan fan base yang dimilikinya saat itu, tentunya Rina berkesempatan untuk berkarir solo dengan lebih cemerlang. Akan tetapi pilihannya untuk mencicipi industri film porno sudah pasti akan menghancurkan karir yang telah ia bangun. Ia bakal ditinggalkan penggemarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar